Sabtu, 29 Juli 2017

Mengkonversikan IP Address ke Bilangan Biner



Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. Pengkonversian bilangan terdiri dari :
1.    Konversi biner
2.    Konversi desimal
3.    Konversi oktal
4.    Konversi hexadesimal
Kali ini saya akan membahas mengenai pengkonversian IP Address ke bilangan biner. Berikut pemaparannya.
IP address dapat direpresentasikan ke dalam 2 macam cara:
1.    Decimal (misal 131.107.2.200)
2.    Binary (misal 1000 0011. 01101011. 00000010. 11001000)
Manusia menggunakan IP address dengan menggunakan format notasi bertitik seperti 131.107.2.200, sementara computer secara internal menggunakan system binary untuk berkomunikasi antar hosts.
     1.    Konversi IP Address Biner ke Bilangan Desimal:
Table berikut adalah patokan untuk mengkonversikan binary ke decimal


Sebagai pedoman yang perlu kita hafalkan adalah angka 128 disebelah kiri bawah table, posisi bit ke 8 dengan bit value 1 adalah 128 (2 pangkat 7). Untuk posisi bit ke 7 bagi saja dengan dua hasil tadi, jadi (128 / 2) = 64, posisi bit ke 6 (64 / 2) = 32 dan seterusnya. Dengan table ini akan sangat memudahkan kita untuk meng-konversikan nilai decimal ke binary. Misalkan saja untuk IP address dalam bentuk binary berikut:
11000000. 10101000. 11001000.11111110
Berikut langkah-langkahnya:
1.    Kita bisa mulai dari octet pertama 11000000, dengan melihat table diatas maka kita bisa menghitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 11000000 nilai decimalnya adalah (128+64) = 192
2.  Untuk octet ke dua 10101000, dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.

Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 10101000 nilai decimalnya adalah (128+32+8) = 168
3.  Untuk octet ke tiga 11001000, dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.
Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 11001000 nilai decimalnya adalah (128+64+8) = 200
4.  Untuk octet ke empat 11111110, dengan melihat table diatas kita bisa hitung nilai decimalnya sebagai berikut.

Nilai decimal di baris terakhir jumlahkan, maka binary 11111110 nilai decimalnya adalah (128+64+32+16+8+4+2) = 254
5.    Sehingga, IP Address dari 11000000. 10101000. 11001000.11111110 = 192.168.200.254
     2.    Konversi IP Address dari Bilangan Desimal ke Biner:
Tabel konversi bilangan desimal ke biner:
Misalkan IP Address untuk: 218.132.10.55. Berikut langkah-langkahnya:
1.    Untuk angka decimal pada octet pertama 218, kurangi 218 dengan 128. Jika bisa dikurangi, maka pada posisi bit ke 8 nilai binary nya dalah 1, dan sisa pengurangan = (218-128) = 90.
2.  Kurangi sisa tadi (90) dengan 64, karena bisa dikurangi nilai bit posisi ke 7 adalah 1, dan sisa pengurangan adalah (90-64) = 26.
3.   Kurangi angka sisa tadi (26) dengan angka 32, karena tidak bisa dikurangi (minus) maka posisi bit ke 6 adalah angka binary 0.
4.    Kurangi angka sisa 26 dengan angka 16. Karena bisa dikurangi maka posisi bit ke 5 adalah 1.
5.   Kurangi angka sisanya tadi (10) dengan angka 8, karena bisa dikurangi maka posisi ke 4 adalah nilai bit 1.
6.    Kurangi angka sisa (2) dengan angka 4, karena tidak bisa maka posisi bit ke tiga ini adalah 0.
7.    Sehingga, 218.132.10.55 adalah 11011010. 10000100. 00001010. 00110111
Sumber:

Selasa, 25 Juli 2017

Perbedaan Kabel Straight dan Cross-Over



Kabel jaringan Ethernet adalah kabel yang digunakan untuk merangkaikan jaringan. Umumnya kabel yang sering digunakani adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) karena biasanya harganya relatif terjangkau.
Kabel Jaringan Ethernet berdiri atas 4 pasang kawat berunjuk kerja tinggi yang terdiri atas konduktor pasangan berpilin yang digunakan untuk transmisi data. Kedua ujung kabel disebut konektor RJ-45.
Menurut susunan kawatnya, umumnya kabel jaringan Ethernet dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.        Kabel Straight
Kabel lurus (Straight-Through) umumnya digunakan untuk menghubungkan dua jenis perangkat/device yang berbeda. Dengan kata lain metode ini digunakan ketika kita akan menghubungkan 2 komputer ataupun lebih, tapi melalui perantara seperti hub ataupun switch. Kabel straight adalah istilah untuk kabel yang menggunakan standar yang sama pada kedua ujung kabelnya, bisa EIA/TIA 568A atau EIA/TIA 568B pada kedua ujung kabel. Sederhananya, urutan warna pada kedua ujung kabel sama. Pada kabel straight, pin 1 di salah satu ujung kabel terhubung ke pin 1 pada ujung lainnya, pin 2 terhubung ke pin 2 di ujung lainnya, dan seterusnya. Jadi, ketika PC mengirim data pada pin 1 dan 2 lewat kabel straight ke Switch, Switch menerima data pada pin 1 dan 2. Nah, karena pin 1 dan 2 pada switch tidak akan digunakan untuk mengirim data sebagaimana halnya pin 1 dan 2 pada PC, maka Switch menggunakan pin 3 dan 6 untuk mengirim data ke PC, karena PC menerima data pada pin 3 dan 6. Berikut gambarnya:


Pemakainnya antara lain untuk tujuan berikut :
1.    Menghubungkan komputer ke port normal pada switch atau hub.
2.    Menghubungkan komputer ke port LAN pada modem DSL atau modem kabel.
3.    Menghubungkan port WAN pada router ke port LAN pada modem kabel/DSL.
4.    Menghubungkan komputer ke port LAN pada modem DSL atau modem kabel.
5.  Menghubungkan port LAN pada router ke port uplink pada hub atau swith (Digunakan untuk perluasan jaringan).
6.   Menghubungkan 2 switch/hub di mana satu switch atau hub menggunakan port uplink, sedangkan switch/hub lainnya menggunakan port normal.
Susunan warna kabel straight:
1.    Putih Orange
2.    Orange
3.    Putih Hijau
4.    Biru
5.    Putih Biru
6.    Hijau
7.    Putih Cokelat
8.    Cokelat
2.        Kabel Cross – Over
Kabel silang (Cross-Over) biasanya digunakan untuk menghubungkan jenis perangkat/device yang sama. Kabel silang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan berikut :
1.      Menghubungkan 2 komputer secara langsung.
2.      Menghubungkan port LAN pada router ke port normal switch atau hub (Digunakan untuk perluasan jaringan).
3.      Menghubungkan 2 switch atau hub dengan menggunakan port normal di kedua switch atau hub.
Susunan warna kabel cross:
Ujung pertama:
1.         Putih Hijau
2.         Hijau
3.         Putih Orange
4.         Biru
5.         Putih Biru
6.         Orange
7.         Putih Coklat
8.         Coklat
Ujung yang lain :
       1.    Putih Orange
       2.    Orange
       3.    Putih Hijau
       4.    Biru
       5.    Putih Biru
       6.    Hijau
       7.    Putih Coklat
       8.    Coklat
Pada gambar, pin 1 dan 2 di ujung A terhubung ke pin 3 dan 6 di ujung B, begitu pula pin 1 dan 2 di ujung B yang terhubung ke pin 3 dan 6 di ujung A. Jadi, pin 1 dan 2 pada setiap ujung kabel digunakan untuk mengirim data, sedangkan pin 3 dan 6 pada setiap ujung kabel digunakan untuk menerima data, karena pin 1 dan 2 saling terhubung secara berseberangan dengan pin 3 dan 6. Berikut gambarnya:


Perbedaan kabel Straight dan Cross
Perbedaan kabel Straight dan Cross dalam pengiriman data dan penerimaan data:
1.        Pengiriman data dan penerimaan data model Straight Cable (pengiriman data dengan model kabel lurus) adalah data dikirimkan ke hub/switch baru dari hub dikembalikan. Pengiriman data oleh network adapter akan diterima sebagai signal pengiriman data oleh hub/switch dan penerima data dinetwork adapter dan penerimaan data oleh hub/switch.
2.         Pengiriman data dan penerimaan data model Cross Cable
(
pengiriman dan penerimaan data kabel silang) dari komputer ke komputer yaitu pengiriman data oleh network adapter komputer 1 akan diterima sebagai sinyal penerima di network adapter komputer 2 dan penerimaan data oleh network adapter komputer 1 merupakan pengiriman data oleh network adapter komputer 2.

Senin, 24 Juli 2017

Perbedaan IP Static dan IP Dinamic


IP address singkatan dari internet protocol address adalah alamat yang ditentukan untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lain. IP address mempunyai dua versi yaitu IP versi 4 atau biasa disingkat ipv4 dan IP versi 6 atau biasa disingkat ipv6. Berdasarkan penomeran IP address dibagi menjadi dua cara penomeran yaitu:
1.        IP Static
IP Static adalah ip yang ditetapkan secara manual dan tidak akan berubah-ubah, serta diubah oleh admin. IP statis biasa dipakai pada jaringan lokal, IP statis ini biasa disetting pada router agar supaya mudah dikenali dan mudah di ingat. IP statis ini masih banyak digunakan oleh ISP.
Kelebihan IP Address Static :
     1.  Admin dapat mengontrol setiap host pada jaringan karena telah mengetahui alamat IP masing masing host dengan begitu penanganan terhadap ganguan jaringan pada host atau pun pada jaringannya akan lebih cepat karena admin telah memiliki alamat IP setiap host sehingga akan lebih cepat dalam menangani ganguan baik secara fisik atau non fisik.
      2. Saat melakukan sharing data admin dapat memetakan host mana yang berhak dan tidak berhak mendapat data yang dishare.
      3. Dengan teknik penomeran IP Static akan memperkecil resiko kesalahan dalam mentransfer data atau sharing data.
      4.   Management alamat IP dapat dilakukan dengan lebih mudah.
      5.   IP Address Statis lebih dapat diandalkan untuk Voice Over Internet Protocol (VOIP)
Kekurangan IP Address Static:
      1.   Penggunaan penomeran IP Address Statis akan merepotkan jika diterapkan pada jaringan besar misalnya melibatkan hingga 100 host atau lebih, karena admin harus memberikan satu persatu alamat IP pada host tersebut.
     2.  Penerapan penggunaan Ip Address Statis terbatas pada beberapa komputer saja dan biasanya hanya diterapkan pada jaringan LAN saja.
2.        IP Dinamic
IP dinamic adalah IP yang tidak tetap bisa berubah ubah sesuai dengan masa peminjamannya. IP dinamic ini didapatkan dari router menggunakan DHCP server. IP dinamic adalah IP yang dipinjamkan kepada komputer agar terhubung dengan internet. IP dinamic ini mempunyai batasan waktu dan batasan IP address. Jadi dirouter itu mempunyai DHCP server yang menyewakan IP address kepada client yang ingin terhubung dengan internet dan waktu sewanya pun suda di tentukan oleh pihak admin yang mengelola jaringan. Sedangkan IP address yang disewakan mempunyai batasan yang sudah ditentukan oleh DHCP server, contoh IP yang disewakan adalah 192.168.1.21 sampai 192.168.1.30 berarti client yang bisa terhubung hanya 10 client. Jadi yang dimaksud IP dinamic itu 192.168.1.21 - 192.168.1.30, jika masa peminjaman ip 192.168.1.21 sudah berakhir maka client akan meminta IP baru seperti 192.168.1.22 dan kalau IP address tersebut telah terpakai semua maka client tersebut tidak akan mendapat IP baru dan tidak terhubung ke internet.
Kelebihan IP Address Dynamic :
     1.    Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
     2.   Karena penomeran bersifat dynamic maka DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidak bisa dipakai oleh client yang lain.
      3.    DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
      4.  IP address dynamic biasanya diterapkan pada jaringan besar yang memiliki banyak host misalnya jaringan yang memiliki lebih dari 100 host.
      5.     Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
      6.     Mencegah terjadinya IP conflict.
      7.     Penomoran IP address dynamic biasanya diterapkan pada jaringan hotspot atau wireless.
Kekurangan IP Address Dynamic :
      1.      Pada IP address dynamic penomoran di berikan oleh server DHCP secara otomatis dan jika server mati maka semua client akan disconnect dan tidak terhubung.
      2.    Jika terjadi ganguan pada jaringan, admin akan kesulitan untuk mengidentifikasi ganguan tersebut.
      3.      Maintenance pada penomeran IP address dynamic lebih sulit karena semua IP bersifat dinamis dan tidak tetap jadi bisa selalu berubah-ubah client.
      4.      Admin akan kesulitan dan akan memakan waktu lama untuk melacak client yang melakukan pelanggaran otoritas karena admin tidak dapat mengetahui persis para pemilik IP.
      5.      Untuk alasan keamanan jaringan IP address dynamic harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena pemberian IP secara otomatis dapat dimanfaatkan untuk melakukan tindakan melanggar otoritas.
       Sumber: